Banner Iklan

Kantor Bupati Bombana Disegel Warga

KilasSultra.com.BOMBANA: Kantor Bupati Bombana, Sulawesi Tenggara disegel massa Senin, 18 Oktober 2021 sekira pukul 15.27 wita.

Masa yang berasal dari warga Kecamatan poleang pesisir itu mengaku kecewa, karena tiga kali menyuarakan aspirasinya ke kantor Bupati, tapi tidak kunjung ditemui langsung oleh Bupati Bombana H. Tafdil.

“Kami kecewa, ini aspirasi jilid ke 3, tapi Bupati H. Tafdil tidak perna ada dan tidak pernah temui kami,” ujar Irfan Mapa selaku Koordinator lapangan aksi

Buntut kekecewaan itu, massa meluapkan amarahnya dengan menyegel pintu masuk ruangan kantor Bupati Bombana.

Pantau media ini, masa menyegelnya dengan menggunakan jaring atau pukat nelayan. Mereka membentangkan jaring itu tepat di pintu masuk kantor. Alhasil penyegelan itu jadi tontonan bagi sebagian pegawai yang masih berkantor sore itu.


Aksi penyegelan terjadi usai massa berhasil merangsek masuk, melewati pintu pagar kantor Bupati yang sebelumnya di kawal ketat oleh polisi dan Pol PP

Aksi penyegelan itu tidak berlangsung lama. Sebab sejumlah Pol PP dan arapat kepolisian lekas membuka pukat yang jaring pintu masuk tersebut

Sebelumnya, massa yang mayoritas nelayan itu tiba sekira pukul 11.30 Wita. Mereka berorasi di jalan Yos Sudarso, tepatnya depan kantor bupati Bombana. Sejumlah pintu masuk Kantor Bupati tampak dijaga ketat aparat kepolisian dan Pol PP.

Dalam orasinya, massa menolak rencana reklamasi Pulau Basa di Kecamatan Poleang. Reklamasi di kecam, karna bakal menggrogoti sumber pendapatan nelayan setempat. Tidak cuma itu, pulau basa diyakini memiliki nilai historis atau ikatan adat yang di keramatkan oleh leluhur.

“Di perairan Pulau Basa itu, lokasi sumber berkumpulnya ikan disana. Itu mata pencaharian bagi nelayan. Itu juga tempat perlindungan Nelayan. Kalau direklamasi, maka habislah kehidupan nelayan disana,” ujar Irfan

Baca Juga  Di Senayan, Gubernur Ali Mazi Kembali Suarakan Percepatan Pengesahan UUD Daerah Kepualuan

“sejak turun-temurun kami keramatkan lokasi itu. Ada jejak budaya dan adat istiadat disana. Makanya kami mati-matian pertahankan wilayah itu agar jangan direklamasi,” tambahnya.

Irfan mengaku kecewa, karena ada gerak Pemkab Bombana secara diam-diam ingin mereklamasi pulau itu untuk urusan tertentu.

“Kami ini datang untuk meminta penjelasan Pemkab Bombana. Mereka harus transparan terkait informasi rencana reklamasi pulau itu. Selama ini, kan mereka diam-diam buat rencana tanpa sepengetahuan warga nelayan setempat,” ujar Irfan

“Bayangkan ya.. kami dengar rencana reklamasi itu saja, dari mulut ke mulut sesama warga, tidak dari pemerintah,” tambahnya.

Irfan menepis adanya sosialisasi rencana reklamasi Pulau Basa ke masyarakat Nelayan. “Tida ada itu, pernah dilakukan sosialisasi di Mts Boepinang, tapi yang dipanggil itu hanya tukang ojek,” bebernya.

Irfan menegaskan akan menduduki kantor bupati Bonbana hingga persoalan ini dituntaskan. ” Kami ingin ketemu Bupati Dan memintanya agar hentikan niatan reklamasinya itu,” tegasnya.

Sementara itu, susana kantor bupati Bombana tampak lengang. Meski hari Senin, tapi para pejabatnya entah kemana.

Tersisah yang tampak, hanya Ridwan, selaku Asisten III Pemkab Bombana. Saat ujuk rasa berlangsung, Ridwan berusaha mendekati demostran sebagai utusan pemkab Bombana saat itu.

Namun upaya itu ditolak, karna massa ingin ketemu langsung dengan Bupati Bombana H. Tafdil.

“Beliau tidak ada di kantor, saya juga tidak tahu beliau kemana,” singkat Ridwan saat ditanya wartawan terkait keberadaan Bupati Bombana. (B)

Tulis Komentar