TKA di PT OSS Minati Buah Segar. Pedagang Konawe Raup Untung Jutaan Rupiah
KilasSultra.com KONAWE- Kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok di Desa Porara, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, mejadi keuntungan tersendiri bagi penduduk setempat
Para TKA yang bekerja di Pabrik Pemurnian Nikel pada PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Desa Porara itu, rupanya meminati sekali buah-buah segar dari Indonesia.
Kesukaan para TKA itu, dimanfaatkan bagi para pedagang buah yang jualan disekitar depan Perusahaan PT OSS. Para pedagang riang, sebab keuntungan tiap harinya bisa capai jutaan rupiah.
Salah satu pedagang buah setempat, Nasmu (39) mengisahkan untungnya bisa capai Rp.1 Juta hingga Rp. 2 juta perharinya.
Dia menuturkan mulanya tidak sebegitu utungnya. Namun sejak kejadiran para TKA di perusahaan itu, hasil jualan buahnya, meningkat drastis.
Dia mengatakan, berjualan di depan Perusahaan PT OSS amat santai. Dan dagangan paling laris dibeli para TKA itu adalah Buah Apel dan Jeruk.
“Untuk perkilonya Apel itu Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu perkilo, dan setiap TKA bisa beli Dua sampai Lima Kilo,” tandasnya
Tidak hanya buah yang laris, kata Nasmu
Para pekerja Cina itu, juga paling doyan membeli sayur -sayuran segar seperti Sawi dan Lobak
Nasmu tergolong pedagang baru disitu. Dia menjual sekitar awal 2022 lalu. Hanya karena berdagang dipasar depan anak Perusahaan PT VDNIP itu laris dan lancar, membuat dirinya menambah lapak tambahan lagi.
“Saya sangat bersyukur bisa dapat tempat dan bisa berjualan disini,” ujarnya dengan senang.
Tidak hanya menikmati hasil dagangannya, Namun Nasmu, sedikit demi sedikit mulai mengerti bahasa Cina. Hal itu terbentuk akibat sering interaksi dengan pembeli.
“Tidak perlu kursus, saya juga ini sedikit-sedikit belajar bahasa Cina karena para pekerja Cina itu sangat interaktif,” paparnya.
Tidak hanya Nasmu yang menikmati jualan di PT OSS, Namun pedagang biah lainnya meniturkan hal yang sama
Syarif salah satu pedagang buah dan sayuran, mengaku bisa mendapatkan omset mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 jutaan perharinya.
“Paling sedikit itu Rp 500 ribu kalau sepi, kalau ramai bisa sampai Rp 2 jutaan. Pernah juga sepi sekali saat Covid-19, karena sama sekali TKA dilarang keluar,” ujarnya
Dia menambahkan ramai dan sepihnya pembeli tergantung dari para TKA yang keluar belanja.( B)