KilasSultra.com-BOMBANA-Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana menggelar pertemuan dalam rangka pemantapan alur rujukan tingkat pertama ke Instalasi Gawat darurat (IGD) antara Rumah sakit dan puskesmas Rabu, 20 Maret 2024.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka pemantapan layanan dan manajemen pelayanan Rumah Sakit, staf medis IGD, staf perawat IGD, dan kepala puskesmas se-Kabupaten Bombana.
Pertemuan itu dianggap penting untuk memperbaiki koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dalam proses rujukan pasien ke layanan darurat.
Dalam pertemuan pemantapan ini ikut dibahas antara lain pembaruan protokol rujukan, peningkatan komunikasi antara penyedia layanan kesehatan di tingkat pertama dan rumah sakit, serta peningkatan pemahaman bersama mengenai tata cara penanganan pasien darurat.
Selain itu, pertemuan tersebut menjadi kesempatan bagi manajemen pelayanan Rumah Sakit dan staf medis IGD guna mencari solusi dalam masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses rujukan saat ini dan mencari solusi bersama dengan kepala puskesmas.
Saat dikonfirmasi. Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Bombana Darwin mengatakan kegiatan itu untuk memperbaiki koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dalam proses rujukan pasien ke layanan darurat
“Dengan hadirnya pertemuan ini dapat terjalin komunikasi yang baik antara semua pihak terkait pelayanan kesehatan darurat di Kabupaten Bombana. Kita ingin ditingkatkan pelayanan maksimal demi memgakomodir pasien rujukan,” ujar Darwin
Dia menjelaskan pertemuan itu bertujuan untuk menyamakan pemahaman dan memperkuat koordinasi antara fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas) dengan Rumah Sakit dalam hal penanganan pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di IGD.
Selain itu, pemantapan alur rujukan yang efektif dan efisien diharapkan dapat mempercepat penanganan pasien dalam kondisi darurat, sekaligus mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh penanganan yang terlambat.
“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tenaga medis di Puskesmas dalam mengirimkan pasien ke rumah sakit, di antaranya adalah pencatatan riwayat medis pasien dengan jelas, komunikasi yang baik dengan pihak rumah sakit, serta pemahaman yang mendalam mengenai kondisi pasien yang sedang dirujuk. Dokumentasi yang jelas sangat penting dalam alur rujukan, agar pihak rumah sakit dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan dengan tepat,” jelasnya.
Dia mengungkapkan Penting untuk memastikan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam pertemuan tersebut sudah siap untuk berkontribusi dan berkomunikasi secara terbuka. Selain itu, perencanaan yang matang mengenai agenda pertemuan, waktu, tempat, serta pembagian tugas dan tanggung jawab juga perlu diperhatikan agar pertemuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Darwin menjelaskan bahwa meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan sistem kesehatan di Kabupaten Bombana, masih terdapat beberapa kendala dalam proses rujukan pasien yang perlu segera diatasi.
Ia berharap melalui pertemuan ini, para tenaga medis di Puskesmas dan rumah sakit dapat bekerja lebih efektif dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien yang membutuhkan rujukan ke IGD.
Acara pemantapan alur rujukan ini memiliki beberapa tujuan strategis, antara lain: Meningkatkan pemahaman yang sama antara Puskesmas dan Rumah Sakit mengenai prosedur rujukan yang harus diikuti dalam menangani pasien yang membutuhkan penanganan medis lanjutan di IGD.
Selanjutnya memperbaiki komunikasi antar fasilitas kesehatan, khususnya dalam memberikan informasi medis pasien yang dirujuk, sehingga dapat mempercepat penanganan di Rumah Sakit.
Point ke tiga yakni menciptakan sistem yang efisien, yang memungkinkan pasien yang membutuhkan perawatan segera mendapatkan penanganan tanpa mengalami keterlambatan.
“Dengan memperlancar alur rujukan, diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahan dalam penanganan pasien yang dapat berakibat fatal. Juga bisa menguatkan koordinasi antara tim medis di tingkat Puskesmas dan IGD Rumah Sakit sehingga keduanya dapat bekerja sama dengan lebih baik dalam menangani pasien,” tutur Darwin
juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kesiapan IGD dalam menerima pasien rujukan. Ia menegaskan bahwa pelayanan IGD di rumah sakit harus responsif terhadap setiap pasien yang dirujuk dari Puskesmas, agar proses perawatan dapat segera dilakukan tanpa menunggu waktu lama. “Kami sangat mendukung peningkatan alur rujukan yang lebih baik. Penting bagi IGD rumah sakit untuk selalu siap menerima pasien yang membutuhkan perawatan intensif,” kata dr. Umar.
Darwin untuk diBombana terdapat kendala yang mesti diselesaikan. Misalnya komunikasi antara Puskesmas dan rumah sakit, terutama di daerah-daerah yang memiliki infrastruktur telekomunikasi yang kurang memadai.
Dalam hal ini, pertemuan ini juga membahas tentang penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah proses komunikasi dan pencatatan pasien yang dirujuk, termasuk penggunaan sistem berbasis digital untuk mengirimkan data medis pasien secara real-time. (ADV)