KilasSultra.com- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bombana kembali mempertanyakan kepada Pemerintah Daerah terkait program Esktensifikasi penanaman Kopi tahun 2022 lalu.
Program ekstensifikasi tanaman kopi yang telah tersebar diwilayah Kabupaten Bombana. apalagi anggaran cukup fantastik, mengucek dana Aanggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) begitu besar hingga menyentuh angka Rp 9 Millar pada APBD 2022 lalu
“Berapa hektar yang ditanam, berapa hektar yang tumbuh dan apakah berkembang dengan baik atau tidak serta sudah sejauh mana keberhasilannya,” tanya Anggota DPRD Kabupaten Bombana Ashari Usman
DPRD Kabupaten Bombana merekomendasikan kepada Pemerintah daerah bahwa segerah dilakukan pendataan secara akurat dan akuntabel dan disampaikan ke DPRD Kabupaten Bombana dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jika program ini prospektif untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, maka perlu diteruskan dengan program lain seperti pasca panen, industri pengolahan dan interfensi Pemerintah Daerah dalam pemasaran agar cita-cita Bombana sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia dan Asia dapat terwujud.
Sebelumnya pengadaan bibit kopi di Kabupaten Bombana tahun 2022 menghangat karena besaran anggaran yang mencapai miliaran rupiah.
Bukan hanya di Dinas Pertanian, kecamatan juga menganggarkan pengadaan bibit kopi dengan anggaran Rp 199 juta hingga Rp 200 juta per kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian Bombana, Muhammad Siarah mengatakan, melalui Dinas Pertanian, anggaran pengadaan bibit kopi tahun 2022 sebesar Rp 9,9 miliar.
“Anggaran Rp 9,9 miliar ini bakal diperuntukkan pada bibit, pupuk, pestisida, kapur yang akan disebar di 510 hektare lahan tanam,” sebut Muhammad Siarah kepada wartawan (18/5/2022).
Dari besaran tersebut, bibit kopi ini bakal ditanam oleh 58 kelompok tani dari 34 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Bombana.
“Saat ini tahapan distribusi oleh penangkar ke kelompok tani,” tambahnya.
Muhammad Siarah juga menyebutkan bahwa pengadaan bibit kopi juga dianggarkan oleh 21 kecamatan kecuali Kecamatan Masaloka Raya. Namun Ia enggan mengomentari kucuran anggaran tersebut
“Masing-masing kecamatan memiliki teknik tersendiri. Hanya kami berharap kecamatan berkoordinasi kepada Distan dan mengikuti tahapan secara terbuka untuk menghindari masalah nantinya,” pungkasnya.
Dikutip dari laman lpse.bombanakab.go.id, pengadaan bibit kopi olah Dinas Pertanian Bombana ditender oleh CV. Tasya Bersatu yang beralamat di Jalan Mekar Nomor 7C Kendari dengan besaran anggaran Rp 9.911.536.860,00, kode tender: 4320492, kode RUP 30800214 dan nama paket Ekstensifikasi Tanaman Kopi.
Sementara untuk anggaran di kecamatan, sebagaimana dikutip dari sirup.lkpp.go.id, 20 kecamatan menganggarkan bantuan tanaman kopi dengan besaran Rp 199 juta hingga Rp 200 juta di masing masing kecamatan. (ADV)