Banner Iklan

Pesonan Padang Sabana Pajjongang Bombana, Suguhkan Ribuan Ternak Hingga Situs Peninggalan Tentara Jepang

 

KilasSultra.com. -BOMBANA-Kabupaten Bombana dikaruniai sebuah padang sabana yang begitu luas, indah dan menakjubkan. Pesona grassland (padang rumputnya) sungguh memanjakan mata.

Sepanjang memandang,pengunjung  akan disuguhkan hamparan rumput hijau yang membentang sekira lima kilo meter persegi.Oleh masyarakat setempat menyebutnya dengan nama pajjongang.  Konon nama itu disematkan  karena zaman dahulu, Kawasan itu  dijadikan ajang masyarakat untuk berburu rusa..

Pajjongan berlokasi di Kecamatan Poleang Selatan atau berjarak sekitar dari Rumbia Ibukota kabupaten Bombana,  letak geografirnya Memiliki bukit yang landai membuat pandangan mata dapat menjelajahi lintasan sabananya.

Bila musim hujan melumuri Pesona luasnya  rumput pendek ,  terdapat beberapa rumpun pohon  Bila musim hujan hijaunya.

 

Kenampakan ini dikenal dengan padang rumput semi gurun. Ini karena wilayah tersebut dipenuhi oleh rumput halus tanpa pepohonan. Umumnya, rumput pada stepa berupa rumput-rumput pendek yang warnanya hampir mirip dengan tanah. amun sebagaian serta sebagian pula datar, terdapat pula membuat sepanjang mata memandang hijaunya rumput.  Bentangan Pajjongang  memang menaruik perhatian.

panorama ribuan ternak di pajonggang

 

Daya tarik lain  padang sabana Pajjongan adalah kehadiran ribuan sapi hingga kerbau. Pengunjung dapat melihatnya dari kejahuan. gerombolan hewan ternak. Mereka seakan berbaris membentuk gugusan tersendiri ditengah pesona rumput khas pajjongang.

Tidak hanya sajian Ribuan ternak, .Rupanya area Pajonggang memiliki situs sejarah peninggalan tentara jepang. Terdapat bungker hingga meriam

Ditaksir Pada masa Kolonial Belanda dan masa Perang Pasifik, Kabupaten Bombana pernah menjadi wilayah yang di kuasai oleh Belanda yang kemudian diambil alih oleh Jepang pada saat Jepang berhasil menguasai

Sturuktur tanahnya mengadung pasir karsa, kemolekannya hanya ditumbuhi rumput Pesona alamnya  sepanjang mata memandang hanya Bila melintas kecamatan Poleang Timur menuju Poleang selatan mesti melewati padang luas ini.

Benteng tanah dalam kawasan bekas lapangan udara ini berupa struktur benteng yang terbuat dari gundukan tanah yang sengaja di tinggikan. Dalam laporan penelitian Balai Arkeologi (BALAR) Makassar pada tahun 2012, menyebutkan bahwa benteng-benteng tanah ini dikenal dengan nama Benteng Pajongang oleh masyarakat setempat dan berjumlah 12 buah serta berbentuk setengah lingkaran (BALAR Makassar, 2012: 148).

Sementara itu meriam yang terdapat di kawasan tersebut terbuat dari besi yang berwarna coklat, berbentuk tabung serta memiliki panjang 220 cm dengan diameter lubang 69 cm. Meriam ini memiliki 2 roda yang berdiameter 139 cm dengan tebal roda 48 cm. di tengah-tengah lubang meriam, terdapat banyak lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran dengan diameter 5 cm. (BPCB Makassar, 2012: 150).

Lokasi ini berbatasan dengan barisan perbukitan di sisi utara dan pantai di sisi selatan, sedangkan pada sisi timur dan barat lokasi bekas lapangan udara ini berbatasan dengan pemukiman penduduk yang cukup padat. Dalam kawasan bekas lapangan udara ini ditemukan sejumlah peninggalan berupa sebuah bunker Jepang, sebuah meriam dan benteng tanah yang berjumlah 21 buah.

Konon kawasan disebut Jepang ini bernama Lapangan Udara Baroe (Baroe Airfield).

Dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi (BALAR) Makassar pada tahun 2012, menyebutan bahwa lokasi bekas lapangan udara ini berjarak sekitar 2,8 km dari garis pantai (ADV)

Tulis Komentar