KilasSultra.com-BOMBANA-Pemerintah Kabupaten Bombana ambil bagian pada Pawai Budaya menyabut Hari Ulang Tahun Sultra ke-59 tahun 2023.
Rombongan Bombana tampil atraktif dan memukau. Mengenakan baju adat, rombongan peserta melintas dengan meyakinkan di panggung kerhomatan. Tempuk gempita ikut menyambut kontingan Bombana.
Pawai budaya itu mengusung Tema “ Aman Sukses Membangun Sultra” bertempat di Tugu Religi Eks MTQ Kendari, Senin 8 Mei 2023
Bombana tampil maksimal. serta pawai yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 350 peserta yang terdiri dari 17 perwakilan Kab/Kota, OPD Sultra, Instansi Vertikal, Kerukunan Keluarga Moronene Sulawesi Tenggara dan peserta pawai lainnya.
Mewakili Gubernur Sultra, Sekda Sultra Asrun Lio mengatakan pawai budaya ini hendaknya dimaknai sebagai bentuk kegembiraan (sukacita) masyarakat pada hari lahirnya Provinsi Sultra.
“Pawai ini merupakan ekspresi kebahagiaan masyarakat Sultra karena di usia 59 tahun Provinsi Sultra telah mengalami berbagai macam kemajuan yang membanggakan atas kerja keras semua stakeholder,” ujarnya saat menyampaikan kata sambutan dalam pawai budaya di kawasan eks MTQ Kendari
Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra itu menjelaskan, pawai budaya ini merupakan cara untuk merawat kebudayaan di Sultra. Sebab, kebudayaan daerah adalah kekayaan dan aset daerah yang tidak akan pernah habis, kendati dieksplorasi. Berbeda halnya dengan kekayaan alam yang pada waktunya akan habis jika dieksplorasi.
“Oleh karena itu, masa depan Sultra tidak hanya terletak pada kekayaan alam namun potensi budaya, potensi pariwisata yang akan terus digali, akan membuat daerah ini semakin maju,” jelas Sekda Asrun Lio.
Asrun Lio meminta kepada seluruh masyarakat Sultra untuk bergotong-royong melestarikan budaya. Ia memaparkan ada beberapa cara untuk menjadikan budaya lokal terawat dan ditumbuhkan, misalnya dengan mempelajari budaya.
Menurutnya, generasi muda dapat mempelajari budaya dari banyak hal, seperti buku, ensiklopedia, surat kabar, atau langsung ke tempatnya. Pengetahuan mengenai budaya inilah yang mampu membuat budaya lokal tetap terjaga dalam jangka waktu yang lama.
“Dan setelah mengetahui informasi mengenai budaya lokal, generasi muda dapat mulai mengikuti kegiatan kebudayaan tersebut. “Misalnya, bergabung menjadi peserta dan ikut melestarikan budaya tersebut,” tutur Sekda Asrun Lio.
Cara melestarikan budaya selanjutnya yaitu dengan mengajarkan budaya tersebut ke orang lain, baik kepada warga luar Sultra maupun turis asing. Semakin banyak orang mengetahui budaya Sultra, semakin terjaga pula tradisi tersebut.
“Generasi muda Sultra dapat mengenalkan atau mengajarkan budaya kita ke dunia internasional. Mengingat kita hidup di zaman modern dan serba digital, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membagikan potret atau video budaya lokal ke media sosial,” beber Sekda Asrun Lio.
Cara lainnya melestarikan budaya bangsa adalah menjadikan budaya sebagai identitas. Bangun rasa bangga ketika mengenalkan atau menggunakan budaya lokal Indonesia di tengah-tengah era globalisasi. “Hal inilah yang dapat membuat generasi muda untuk tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang muncul di Indonesia,” pungkas Sekda Asrun Lio.
Sementara itu, Bupati Konawe Utara (Konut), Ruksamin memimpin langsung rombongan pawai budaya Konut. Bupati Ruksamin mengatakan, tema yang diusung Konut dalam pawai ini adalah Konasara atau Konawe Utara yang Sejahtera dan Berdaya Saing.
Pemkab Konut menampilkan tarian “Sanggar Campuh Dona Jaya”. Koreografi tarian ini digarap terinspirasi dari cerita rakyat suku Tolaki tentang Gunung Oheo. Dikisahkan, gunung itu merupakan latar belakang pertemuan antara Oheo dan 7 bidadari kayangan yang turun mandi ke sungai. Oheo mengambil selendang salah satu bidadari hingga tak bisa terbang kembali ke kayangan.
“Anawai Ngguluri sang bidadari bungsu akhirnya hidup di bumi bersama Oheo sebagai pasangan suami istri,” kata Bupati Ruksamin menceritakan legenda misteri Gunung Oheo, Senin (8/5), kemarin.
Bupati Konut 2 periode itu menilai, Sultra memiliki beragam kekayaan budaya. Nah, pada perjalanannya beberapa budaya mengalami degradasi atau terlupakan. “Ini menjadi tugas kita bersama untuk menghidupkan kecintaan masyarakat terhadap budaya. Tetaplah percaya diri dengan identitas budaya masing-masing daerah,” tutut Bupati Ruksamin.
Untuk diketahui, pawai budaya dalam rangka memperingati HUT ke-59 Sultra sukses digelar. Diperkirakan 3.500 peserta pawai, terdiri dari perwakilan 17 kabupaten dan kota se Sultra dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup provinsi serta organisasi kebudayaan dan kepemudaan. (ADV)