KilasSultra.com-BOMBANA-Menyebut Watunsangia (Batu Sangia), bagi yang mengetahui letaknya, maka pemikiran akan langsung tertuju pada gunung batu karst di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana. Karst adalah suatu bentang alam yang khas dari bawah hingga kepermukaan bumi.
Gunung Batu itu menurut Johanes Elbert dalam bukunya The Sunda Expedision die Insel Kabaena adalah dipercaya oleh masyarakat lokal sebagai tempat turunnya Dewa Langit (Sangia Rangi), dimasa sebelum Islam menguat disana.
Kali ini, kita tidak akan jauh membahas soal dewa, melainkan hendak menyibak misteri gunung batu tersebut berdasar pengalaman penelusuran oleh salah seorang yang memiliki kemampuan supranatural dan spiritual.
Sebut saja namanya HAR (54 tahun). Ia bersama 2 temannya ke Watunsangia sekira 7 tahun lalu. Mereka mendaki hanya berbekal pisang 1 sisir dan minuman (aqua).
Tidak ada kendala saat mereka mendaki hingga ke pokok Batu di arah barat barat daya. Sesampai disana, 2 teman HAR tak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan, sedang HAR langsung membagi dua dari sesisir pisang yang dibawanya itu. Setengahnya untuk dua rekannya, dan setengahnya untuknya.
Beberapa saat HAR melanjutkan pendakian hingga ke puncak, kemudian menuruni lembah hingga di bagian kawah…
“Bau belerang sangat menyengat saat mendekati kawah, tetapi dengan KuasaNYA, bau itu tdk berapa lama menghilang'” tutur HAR
Sejurus kemudian HAR melakukan meditasi dan hanya hitung detik, hijab membuka sehingga penglihatan pun tembus pandang…
Dalam pandangannya, ia diperlihatkan sekiitar seratusan orang yang terkurung di tempat itu dan dijadikan hulubalang.
“Mereka kebanyakan dari Jawa dan Sulsel. Ada 2 orang lokal dan menjadi komandannya tapi bukan Kotua,” imbuh Har
Mereka kata dia memiliki lebih dari 1 tujuan, sehingga tidak mampu untuk kembali lagi ke alam manusia.
7 Syekh
Masih dari cerita Har. Untuk diketahui, HAR adalah salah seorang ahli supranatural dan memiliki kemampuan spiritual yang mumpuni. Berdasar cerita atas pengalaman di masa kecilnya yang pernah di kubur hanya untuk mengetahui rahasia alam.
Har yang kesehariannya adalah pendidik di salah satu sekolah di Bombana dalam lanjutan kisah Watunsangia, menegaskan bila berkunjung ke gunung itu, siapapun dia harus cukup dengan memiliki 1 tujuan.
“kalau ingin selamat sampai ditempat dan kembali ketemu keluarga, ya harus satu tujuan,” tegasnya.
Dalam penglihatan lain lanjut Har, .di sekitaran gunung banyak aktifitas para penghuninya, serta kendaran seperti di dunia nyata. Ada mobil dari yg sedang sampai yang 6 roda ada disana jumlah sekitaran 80 unit,” rincinya.
Di dalam kawah, penghuni yg berkuasa ada 7 Syekh bersorban putih. Masing-masing didampingi 17 bidadari cantik.
Dari ke tujuh Syeikh itu ada salah seorang yang sangat dikenal dengan Mbue Tulanggadi oleh orang lokal..
“Sementara prajuritnya banyak sekali saya TDK bisa hitung karena bila saya pandang satu persatu mereka selalu menundukkan kepala,” ungkap HAR.
Kecuali itu, di gunung itu juga banyak harta Karun yang tersimpan dalam 3 peti dan belum dibuka. “Saya TDK tau isinya apa. Petinya ukuran panjang 156 cm dan lebar 52 cm. Saya disuruh buka, tapi msaya menolak karena tujuanku bukan itu,” tandasnya. (Jumrad Raunde/ADV)