KilasSultra.com-BOMBANA-Kompe adalah semacam keranjang yg terbuat dari anyaman daun pohon agel.
Agel adalah sejenis tumbuhan palem-paleman dengan nama ilmiah “Corypha utan”. Agel tumbuh dengan baik di daerah savana di antara alang-alang atau di hutan dekat savana seperti yg terlihat di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Bombana- Konawe Selatan Sulawesi Tenggara.
Orang Moronene membuat kompe sebagai wadah untuk membawa atau menyimpan barang. Namun kini kompe sdh menjadi barang langka.
Kompe hanya sesekali muncul seperti dalam prosesi adat pernikahan suku Moronene yg dikenal dengan “merongo kompe”.
Dalam prosesi adat ini, kompe dipakai untuk membawa barang2 persembahan dari calon mempelai pria seperti yg nampak dalam foto berikut.
Selain kompe, masyarakat Moronene juga mempunyai produk kerajinan tangan lain yg juga dibuat dari anyaman daun agel dan juga mulai langka,
diantaranya:
-Sorau (wadah kecil untuk menyimpan siri, tembakau, benang, garam)
-Balase (wadah sedang untuk menyimpan beras atau jagung
-Be’u (wadah berupa bakul)
Perbedaannya hanya pada bagian daun agel yg digunakan.
Kompe menggunakan daun agel yg masih ada tulang (lidi) sementara yg lain menggunakan daun agel yg sdh dibuang lidinya. Utk itu kompe lebih kokoh (durable) bisa utk membawa barang.
Sementara yg lainnya hanya sebagai penyimpanan. Kadang daun kelapa juga dipakai untuk membuat kompe yang sederhana.
Kasra Jaru Munara dalam Moronene Heritages and legacies menuliskan kompe dan produk kerajinan tangan lainnya tidak semestinya menjadi langka atau menghilang dari peredaran.
Semestinya bisa menjadi ikon produk kerjaninan tangan tradisional Moronene apabila dikembangkan dengan sentuhan inovasi. Potensi dan peluang ada.
Saat ini banyak ajakan utk tidak menggunakan kantong berbahan plastik.
Bahkan sudah banyak negara yg mengeluarkan larangan penggunaan kantong plastik. Per 1 Juli 2020, DKI Jakarta telah melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di mal, toko swalayan, dan pasar tradisional dan mewajibkan penggunaan kantong, tas atau keranjang belanja yg ramah lingkungan. Atau konsumen harus membawa kantong atau keranjang sendiri.
Peluang lainnya adalah saat lebaran, natal dan tahun baru. Kompe dan produk yg lainnya bisa menjadi alternatif utk wadah parcel atau hamper.
Atau saat acara pesta pernikahan, sorau ukuran mini bisa menjadi pilihan cendera mata unik utk tamu undangan.
Belum lagi kalau dikembangkan ke arah fashion berupa tas unik bernuansa etnis dan “back to nature” seperti yg sdh dilakukan oleh beberapa daerah. Produk mereka menembus pasar hingga ke Amerika Serikat. (ADV)