KilasSultra.com-BOMBANA-Polemik perguruan Tinggi Politeknik Kabupaten Bombana kian berlanjut
Ancaman serius dosen dan staf mogok kerja akibat gaji dan tunjangan tidak kunjung dibayarkan,
dapat memaksa kampus itu lumpuh hingga terancam tutup.
Salah kelolah sebuah Yayasan mulai menyeruak kepublik. Banyak kalangan menanyakan nasib mahasiswanya nanti?
Iskandar, salah satu anggota dewan pengawas Politeknik Bombana buka suara
Dia menyarankan agar pihak yayasan itu sesegera mungkin menyelesaikan urusan keuangan internalnya. Sebab Gaji dan tunjangan dosen serta staf tersebut, merupakan tanggung jawab internal Yayasan.
Ketua PKB kabupaten Bombana ini menceritakan tenaga pengajar di kampus politeknik itu, tidak hanya dari Bombana atau Sulawesi Tenggara. Tapi juga banyak berasal dari diluar Sulawesi Tenggara
“Diantara mereka ini, ada yang berasal dari luar Sultra. Gajinya mulai tahun lalu masih terluntah luntah, tidak kunjung dibayarkan. Padahal saat ini, mereka juga ingin mudik, sambut lebaran bersama keluarga. Itu yang mesti dipikirkan Yayasan dalam waktu dekat ini ,” terang Iskandar saat dikonfirmasi melalui via telephone
Ketua PBVSI kabupaten Bombana itu mengatakan bila yayasan tidak sanggup, maka sebaiknya bicara dan nyatakan sikap. Hindari kesan seolah menggantung
Karena kesan abu abu itulah, sambungnya tidak merubah suasana dalam menyelesaikan perosoalan yang sedang dihadapi.
Sementara dilain pihak, Iskandar mengharapkan kampus politeknik Bombana harus maju. Proses belajar-mengajarnya tumbuh dan berkembang, dan menjadi perguruan tinggi andalan masyarakat Bombana
“Bila pihak pembina atau ketua Yayasan tidak mampuh menuntaskan persoalan dalam hitungan jangka pendek ini, maka sebagai wujud keprihatinan kita dan kelanjutan mahasiswa yang sudah terlanjur studi beberapa tahun lalu, maka baiknya pihak yayasan untuk bersuara,” tandasnya
“Nyatakan sikap (mundur) biar semua orang atau ada teman-teman lainnya bantu pikirkan. Siapa tahu diantara orang-orang disana, ada yang mampuh urus. Tujuan utama kita agar kampus ini memiliki sebuah masa depan. Ini juga demi nasib anak anak mahasiswa tadi,” terang iskandar
Rupanya polemik Politeknik Bombana tidak hanya dirundung keuangan. Namun transparasi internal birokrasinya juga bermasalah
Hasil rapat internal dewan pengawas Politeknik itu temukan manejerial tata pengelolaan birokrasi tidak berjalan secara sehat.
Iskandar menyebutkan sistem pengolahan kampus tertutup, diantara masing-masing pimpinan internal kampus. Tidak ada sikap keterbukaan antar sesama,
Badan pengawas tidak junoai sistem pelimpahan wewenang antar sesama internal birokrat Akibatnya, rasa memiliki atau tanggung jawab bersama jarang nampak ditubuh birokasi Kampus.
Sebelumnya puluhan dosen dan staf Politeknik Bombana gelar unjuk rasa di depan kampus. Mereka menuntut gaji dan tunjangannya, tidak kunjung dibayarkan oleh pihak yayasan.
Setidaknya terdapat tiga tuntutan saat orasi jumat 21 Maret 2025. Tuntutan itu antara lain, pembayaran penuh atas seluruh gaji dan gaji yang tertunggak sebelumnya.
Selanjutnya pembayaran semua tunjangan dosen dan jabatan sesuai hak mereka. Serta pengalihan status kampus dari swasta ke negeri. (B)